Joey Alexander, pianis jazz termuda asal Indonesia berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah musik dunia karena berhasil masuk nominasi Grammy Award |
Joey Alexander pianist jazz termuda asal Indonesia
Baca juga : Satu Lagi!! Pianis Muda Indonesia Elwin Hendrijanto, Sukses Sebagai Komposer Di Inggris
Sekilas Tentang Joey Alexander
Baca juga : Jonathan Kuo, Pianis Klasik Asal Indonesia
Cerita Joey Alexander Lengkap
Joey Alexander merupakan pianis jazz kelahiran Indonesia dan artis kelahiran 25 Juni 2003 ini, sekarang tahun 2021 berarti sudah berusia 18 tahun.
Joey Alexander sudah menguasai teknik bermain piano sejak dia berusia 7 tahun serta improvisasi pada aliran musik jazz. Album perdananya yang berjudul My Favorite Things dirilis pada saat usianya baru 11 tahun yaitu pada tanggal 12 Mei 2015.
Lewat albumnya ini, Joey Alexander berhasil masuk nominasi Grammy Awards untuk kategori Best Instrumental Jazz Album dan Best Jazz Solo Improvisation.
Selain itu, Joey Alexander juga mendapat kesempatan tampil satu panggung dengan penyanyi terkenal seperti Adele, Taylor Swift, Ed Sheeran serta Bruno Mars. Dia juga sebagai artis Asia Tenggara pertama yang tampil di acara bergengsi di Grammy Awards 2016 tersebut.
Kemampuan Joey Alexander dalam bermain piano ini hampir seluruhnya dari belajar musik jazz secara autodidak sejak dia masih berusia 6 tahun. Pada saat itu, dia mendapatkan hadiah sebuah keyboard dari orang tuanya.
Joey Alexander juga pernah bermain dihadapan Herbie Hancock serta Bill Clinton, sungguh kesempatan yang luar biasa bagi Joey Alexander, karena dia bisa menunjukkan kemampuannya di hadapan tokoh terkenal.
Joey Alexander telah tampil di malam gala Jazz at Lincoln Center pada tahun 2014 atas undangan Wynton Marsalis. Penampilan Joey Alexander pada saat itu menjadi sensasi dalam semalam, hal ini ditulis oleh sebuah majalah The New York Times.
Joey Alexander berhasil memenangkan Grand Prix dalam Master-Jam Fest 2013, ketika dia tampil di Montreal International Jazz Festival dan Newport Jazz Festival 2015.
Melalui album debut Joey Alexander My Favorite Things, dia merupakan artis Indonesia pertama yang berhasil masuk kedalam Billboard 200 di Amerika Serikat dan menduduki peringkat 174 pada bulan Mei 2015.
Setelah Anggun maka Joey Alexander menjadi artis kedua dari Indonesia yang berhasil sukses di Chart Billboard. Mereka berdua menjadi artis asal Indonesia yang sukses dalam penghargaan musik bergengsi tingkat dunia.
Dimana Joey Alexander berhasil tampil di Grammy Awards sedangkan Anggun tampil di World Music Awards.
Joey Alexander adalah keponakan dari penyanyi Nafa Urbach, ayahnya juga seorang musisi amatir dan kedua orang tuanya merupakan penggemar musik jazz, khususnya musik karya Louis Armstrong.
Joey Alexander mulai belajar piano sendiri dengan menggunakan keyboard listrik kecil hadiah dari ayahnya. Dia belajar mengkomposisikan lagu karya Thelonious Monk berjudul Well, You Needn’t serta belajar lagu lagu jazz koleksi ayahnya.
Bakat musik Joey Alexander merupakan anugerah Tuhan, hal ini diungkapkan oleh kedua orang tuanya. Menurut Joey Alexander belajar alat musik terasa alamiah saja.
Pemain musik yang mempengaruhi Joey Alexander diantaranya adalah Monk, John Coltrane, Harry Connick, Jr. Bill Evans serta Herbie Hancock.
Selain itu, Joey Alexander juga mengagumi Clifford Brown, Miles Davis, Wynton Marsalis, Brad Mehidau, Lee Morgan, Horace Silver dan McCoy Tyner.
Untuk mengasah kemampuan bermain jazznya, Joey Alexander bermain pada jam session bersama musisi pengalaman di Bali dan Jakarta.
Akhirnya, orang tua Joey Alexander memutuskan untuk menutup bisnis wisatanya supaya Joey Alexander bisa berada didekat musisi jazz terkenal Indonesia.
Akhirnya pada usia 8 tahun, Joey Alexander dapat bermain untuk Hancock pada saat berkunjung ke Jakarta sebagai duta UNESCO.
Hancock sangat mempercayai permainan jazz Joey Alexander, bahkan Hancock menggambarkan waktu dia mempersembahkan masa kecilnya untuk jazz.
Pada waktu mengikuti kompetisi musik jazz untuk semua usia di Odessa, Ukraina, Joy Alexander berhasil mendapatkan Grand Prix dalam Master-Jam Fest 2013. Pada kompetisi tersebut diikuti oleh 43 musisi dari 17 negara.
Pada tahun 2014, Joey Alexander bersama dengan keluarganya pindah ke New York agar supaya karir musik Joey Alexander dapat semakin berkembang disana.
Awal karir Joey Alexander
Kemampuan bermain musik jazz Joey Alexander sampai ke pemain terompet jazz Wynton Marsalis yaitu direktur seni jazz at Lincoln Center setelah teman Wynton Marsalis menyarankan untuk menonton video permainan piano jazz Joey Alexander YouTube.
Dalam video YouTube tersebut Joey Alexander memainkan karya Coltrane, Monk dan Chick Corea. Penampilan Joey Alexander mendapat pujian dari Wynton Marsalis sebagai Jagoannya di akun Facebooknya.
Sehingga pada usia 10 tahun, Joey Alexander di undang ke malam gala Mei 2014 dan pada hari itu juga menjadi debut bagi Joey Alexander di Amerika Serikat.
Penampilan Joey Alexander memperoleh tanggapan bagus terutama untuk versi solo berjudul Round Midnight karya Monk. Bahkan The New York Time memberitakan bahwa penampilan Joey Alexander menjadi sensai dalam semalam.
Lain lagi yang dikatakan oleh Allen Morrison dari majalah Down Beat bahwa Joey Alexander adalah anak jenius.
Penampilan Joey Alexander dalam memainkan variasi solonya sendiri pada Round Midnight mempunyai kecerdasan serta keahlian layaknya seorang pianis yang sudah berpengalaman puluhan tahun.
Pujian juga disampaikan oleh Marsalis untuk Joey Alexander bahwa untuk anak seusainya belum ada yang dapat bermain seperti Joey Alexander.
Marsalis sangat menyukai permainan Joey Alexander, baik tentang permainannya, irama, pemahaman musik serta kepercayaan dirinya yang sangat bagus.
Joey Alexander diundang oleh Jeanne Moutoussamy-Ashe yaitu seorang janda maestro tenis Arthur Ashe untuk tampil di gala Arthur Ashe Lerning Center. Pada acara tersebut, Joey Alexander akan tampil di depan presiden AS Bill Clinton.
Joey Alexander diperkenalkan dengan Gordon Uehling III yaitu seorang pendiri CourtSense Tennis Training Center oleh Moutoussamy-Ashe, sehingga Joey Alexander dan keluarganya diijinkan untuk tinggal di wisma miliknya di Alpine, New Jersey.
Selanjutnya, Joey Alexander tampil di A Great Night in Harlem di Apollo Theater. Acara ini untuk menghormati Herbie Hancock.
Penampilan Joey Alexander berhasil mencuat di Internet hingga ditonton oleh 500 ribu penonton di Facebook, yaitu ketika dia tampil di University of the District of Columbia.
Penampilan Joey Alexander di konser ketika bermain bersama siswa dari Juilliard School, membuat Joey Alexander tinggal lebih lama di New York. Di penampilan konser tersebut, Joey Alexander berhasil menarik perhatian media nasional di NBC News.
Hal ini membuat, Joey Alexander mencapai kesuksesan besar dan mendapatkan visa O-1. Visa ini tidak diberikan ke semua orang tetapi visa ini khusus diberikan kepada seorang yang mempunyai kemampuan luar biasa.
Di koser tahun 2014 di Copenhagen Jazz Festival dan International Java Jazz Festival di Jakarta, Joey Alexander memperlihatkan kemampuannya yang luar biasa.
Album perdana Joey Alexander My Favorite Things dirilis bulan Mei tahun 2015 dengan menggunakan label Motéma Music yaitu sebuah label yang berbasis di Harlem. Album ini diproduksi oleh peraih Grammy Award yang bernama Jason Olaine.
Ketika album perdananya dirilis, Joey Alexander ketika itu masih berusia 11 tahun dan proses rekamannya dilakukan pada bulan Oktober 2014.
Di dalam album tersebut, semua lagu lagunya diaransir sendiri oleh Joey Alexander. Diantaranya lagu tersebut adalah :
- Variasi Round Midnight, Giant Steps (karya Coltrane)
- Lush Life karya Billy Strayhorn
- Ma Blues (komposisi dibuat sendiri oleh Joey Alexander karena terinspirasi oleh karya Bobby Timmons yang berjudul Moanin).
Di album Joey Alexander My Favorite Things didukung oleh band pengiring dengan anggota Russell Hall sebagai pemain bass, Alphonso Horne sebagai pemain terompet dan Sammy Miller sebagai drummer. Selain itu terdapat 2 bintang tamu yang bernama Larry Grenadier dan Ulysses Owens.
Selama tahun 2015, Joey Alexander tampil disejumlah pertunjukan penting seperti Montral International Jazz Festival dan Newport Jazz Festival.
George Wein seorang produser Newport biasanya tidak mau menampilkan anak berbakat, namun untuk Joey Alexander merupakan pengecualian. Moutoussamy-Ashe juga mengajak Joey Alexander untuk bermain piano di apartemen Wein di Manhattan.
George Wein memuji Joey Alexander memang spesial karena pendekatan harmonik yang matang. Akhirnya, The Jazz at Lincoln Center berminat untuk mengikutkan Joey Alexander untuk kegiatan pendidikan mereka dan mengajak generasi muda untuk mendengarkan musik jazz.
Penghargaan dan nominasi Joey Alexander
- Nominasi Grammy Awards untuk Improvisasi Jazz Solo Terbaik (tahun 2016) dan Album Instrumental Jazz Terbaik (tahun 2016)
- Nominasi Panasonic Gobel Awards untuk Program Spesial Events (tahun 2016)
- Memenangkan penghargaan Anugerah Penyiaran Ramah Anak 2018 (tahun 2018)
Joey Alexander 2020
Pianis jazz Feted Joey Alexander merilis album debut Verve berjudul WARNA. Album WARNA ini merupakan album terbaru yang berisi koleksi musik original Joey Alexander yang reflektif serta menyedihkan, dimana Joey Alexander menjadi semakin bagus kepercayaan dirinya sebagai seorang musisi.
Dalam pembuatan musik album ini Joey Alexander banyak berkolaborasi dengan musisi musisi seperti bassis Larry Grenadier, drummer Kendrick Scott, Luisito Quintero pemain perkusi dan Anne Drummond pemain suling.
Penampilan Joey Alexander diakui menduduki peringkat diantara pertunjukan jazz terbaik tahun ini di Tiny Desk.
Serangkaian tur Joey Alexander dijadwalkan di Amerika Utara termasuk di Washington, New York, San Francisco dan Boston. Kemudian dilanjutkan, untuk tampil di Umbria Jazz Festival Italia di Teatro Morlacchi serta Festival Jazz Laut Utara di Belanda.
2 dari 4 album Joey Alexander sebelumnya berhasil berada di puncak tangga lagu Billboard Jazz Albums.
Album WARNA merupakan album yang berbeda dari semua album yang telah dirilis oleh Joey Alexander.
Di album sebelumnya permainan Joey Alexander kurang begitu menonjol sedangkan di album barunya ini menekankan komposisi aslinya yang mempunyai melodi yang dapat dilantunkan secara luas.
Untuk sekarang ini, album WARNA sudah dapat di dengarkan di beberapa digital streaming platform dan untuk video live performance pada waktu Joey Alexander bermain piano untuk beberapa lagu yang ada di album Warna, juga sudah dapat dinikmati di Youtube.
0 komentar