Panic At The Disco Kelompok Musik Rock Asal Amerika

Band pop rock asal Amerika Serikat ini beranggotakan 4 orang personil

Musik rock dan sejarah perkembangannya
Vokalis dan gitaris Panic at the Disco
(dok.people.com) 

Panic At The Disco band rock terkenal Amerika

Kelompok musik ini memiliki arah musik, dengan jenis musik yang diambil dari hasil perpaduan antara pop, dance, elektronik dan musik rock. Panic At The Disco (versi piano) berjudul This Is The Gospel merupakan jenis musik gospel.

Sekilas Tentang Panic At The Disco

Album ke lima merupakan album terbaru dari Panic! at the disco yang berjudul Death of a bachelor, yang dirilis 16 Januari 2016. Album ini merupakan album yang digambarkan sebagai hip hop dan rock, album ini  ditulis oleh Brendon Urie dengan timnya serta berhasil dirilis di seluruh dunia.

Brendon Urie sebagai vokalis kelompok musik Panic! at the disco. Selain itu, dia juga menulis beberapa lagu yang terinspirasi oleh kehidupan pribadinya, terutama menceritakan tentang keluarga dan istrinya.
 
Cobalah kita nikmati lagu dari Panic! at the disco yang berjudul Victorius, Golden days, Emperor, New Clothes dan Impossible year. Lagu-lagu tersebut merupakan perpaduan dari musik pop, dance, elektronik dan rock sehingga mampu membuat lagu-lagu tersebut lebih berwarna.

Kelompok musik rock ini dibentuk pada tahun 2004 di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat oleh Ryan Rosi sebagai gitaris dan Spencer Smith sebagai drummer.
 
Keinginan mereka berdua untuk membuat kelompok musik sendiri sudah terlintas sejak mereka berdua berteman pada masa sekolah dahulu. Namun, mimpi tersebut baru terwujud ketika mereka berdua mulai merekrut Brent Wilson dan dibentuklah kelompok musik yang bernama "Summer league". 

Setelah terjadi perubahan anggota personil barunya dengan menambah jumlah personilnya menjadi 4 orang. Anggota personil band ini terdiri dari Brendon Urie, Ryan Ross, Spencer Smith dan Brent Wilson. Selanjutnya, mereka mulai mengganti nama kelompok musiknya menjadi "Panic! at the disco".

Album pertamanya dirilis pada tahun 2005 berjudul A fever you can't sweat out, album ini berhasil meraih 2 platinum dan terjual lebih dari 2 juta kopi. 
 
Album ini banyak dipengaruhi oleh musik dari orang tua mereka yang sering mendengarkan lagu-lagu seperti The beach boys, The kinks, The beatles yang merupakan band rock tahun 1960 an.
 
Pengaruh ini terwujud dalam single keduanya yang berjudul  Nine in the afternoon, dan digambarkan seperti Rolling stones dalam menulis sebuah artikel. 

Album debutnya yang berjudul Afever you can't sweat out, juga berhasil masuk ke urutan ke 112 di Billboard 200 album chart, peringkat pertama di Billboard top heat seekers grafik karena albumnya mampu terjual hingga mencapai 10.000 kopi pada minggu pertama.

Singlenya yang berjudul I write sins not tragedies, berhasil melejit di Billboard hot 100 dengan penjualannya yang mencapai lebih dari 500.000 kopi.

Album berjudul Pretty odd dirilis pada tahun 2006, berhasil memuncak ditangga lagu Australia dan menduduki peringkat ke 2 di Amerika Serikat. 
 
Melalui album Pretty odd, mereka berhasil menyalurkan kepekaan mereka terhadap musik mereka, pada saat tampil di teater pop rock dengan gaya yang lebih matang gaya dari Pretty. 
 
Dan gaya ini mengalir dengan sendirinya tanpa direncanakan oleh grup band mereka, sehingga dapat menjadi kelahiran kembali dari bentuk musik mereka dan menjadi identitas baru bagi kelompok musik mereka.

Di album ke empatnya berjudul Too weird to live, too rare to die yang dirilis pada tahun 2013, mampu membuka jalan bagi kelompok mereka untuk bereksperimen dengan musik elektronik dan synthpopnya.

Panic! At the Disco albums dan Panic at the Disco songs lengkap

Band pop rock Asal Amerika Serikat yang dibentuk tahun 2004 ini, untuk saat ini anggota personilnya hanya tinggal vokalis Brendon Urie yang masih ada di band ini.

Sedangkan anggota personil lain yang telah membentuk band ini pertama kalinya, seperti Ryan Ross, Spencer Smith dan Brent Wilson sudah keluar dari Panic! At the Disco.

Vokalis Brendon Urie di band ini bermain bersama dengan anggota tour lainnya seperti Nicole Row sebagai bassis, Mike Naran sebagai gitaris dan Dan Pawlovich sebagai drummer.

Pentolan band Panic at the Disco Brendon Urie mengikuti perubahan lineup band ini yang mulai beroperasi sebagai proyek solo Urie dari tahun 2015 hingga tahun 2023.

A Fever You Can’t Sweat Out merupakan album Panic at the Disco pertama kalinya yang dirilis tahun 2005. Album ini mendapatkan sertifikat triple platinum di AS dan single kedua dari album ini berjudul I Write Sins Not Tragedies.

Tahun 2006 Brent Wilson dipecat dan digantikan oleh Jon Walker sebagai bassisnya selama Panic at the Disco tour dunia. Dua tahun kemudian, album kedua band ini dirilis dengan judul album Pretty odd yang diawali dengan single Nine in the Afternoon.

Album ini, ditandai dengan keluarnya Ross dan Walker keluar dari band ini dan membentuk band sendiri yang bernama Young Veins. Keluarnya Ross dan Walker karena Urie dan Smith akan melakukan perubahan arah gaya musik dari Panic at the Disco.

Selanjutnya Urie dan Smith sebagai duo merilis single New Perspective yang digunakan film Jennifer’s Body. Kemudian mereka berdua merekrut anggota personil baru Dallon Weekes sebagai bassis dan Ian Crawford sebagai musisi tur pada penampilan live.

Panic at the Disco album Vices & Virtues sebagai album studio ke 4 yang dirilis pada tahun 2011. Setelah siklus tour dari album ini dirilis, Weekes menjadi anggota tetap pada tahun 2012 sedangkan Crawford keluar dari band ini.

Album studio ke 4 Panic at the Disco Too Weird to Live, Too Rare to Die! dirilis tahun 2013. Namun demikian, sebelum album ini dirilis Smith meninggalkan band ini karena kondisi kesehatannya yang tidak bagus dan terlibat dengan narkoba.

Urie dan Weekes kembali merekrut anggota personil baru Kenneth Harris sebagai gitaris dan Dan Pawlovich sebagai musisi tour untuk pertunjukan live. Smith akhirnya keluar dari band ini pada tahun 2015 dan Weekes kembali bergabung menjadi anggota tour.

Single pertama dari album ini berjudul Hallelujah dan dilanjutkan dengan merilis album Panic at the Disco ke 4 berjudul Death of a Bachelor pada tahun 2016. Namun pada tahun 2017, Weekes resmi keluar dari band ini.

Album ke 6 Panic at the Disco Pray for the Wicked dirilis pada tahun 2018 dengan single utama Say Amin (Saturday Night). Selanjutnya album studio ke 7 Panic at the Disco Viva Las Vengeance dirilis pada tahun 2022.

Akhirnya Panic at the Disco resmi bubar pada tanggal 24 Januari 2023 yang diumumkan secara resmi oleh Urie setelah selesainya Panic at the Disco tour untuk album Viva Las Vengeance.

Panic at the Disco sebagai grup band yang beranggotakan 4 orang atau kuartet pada awalnya sebagai band penutup dari Blink-182. Urie menjadi pentolan di grup band ini dan awalnya mereka latihan hanya di ruang tamu nenek dari Smith.

Setelah Urie bekerja maka latihan band ini di ruang latihan yang disewa Urie yang dibayar dengan gajinya. Keempat anggota personil Panic at the Disco ini meninggalkan pendidikannya untuk berkonsentrasi ke musik.

Album Panic at the Disco A Fever You Can’t Sweat Out

Album ini dibagi menjadi 2 bagian, bagian pertama banyak menggunakan musik electro dance punk sedangkan bagian kedua banyak menampilkan piano, string serta akordeon Vaudevillian.

Album debut dari band ini A Fever You Can’t Sweat Out dirilis tahun 2005. Namun demikian, penjualan album ini cukup lambat dan hanya berada di urutan 112 di chart album Billboard 200 serta urutan 6 di chart Album Independen Billboard.

Beda halnya dengan video single pertamanya yang telah dirilis dengan judul I Write Sins Not Tragedies, video ini melejit di Billboard Hot 100 dengan pencapaian penjualan hingga 500 ribu.

Panic at the Disco tour utama diumumkan pada akhir Maret 2006, ditahun yang sama Panic at the Disco berhasil mendapatkan sertifikasi pltinum dari RIAA.

Selain itu, video musik untuk single I Write Sins Not Tragedies telah memenangkanVideo of the Year di MTV Video Music Awards 2006. Kesuksesannya ini, telah menjadi jalan bagi Panic at the Disco untuk mendapatkan peluang peluang baru bagi band ini.

Panic at the Disco menjadi pendukung Academy Is pada tahun 2006 yang diadakan di bulan Januari sampai Mei, pada tour Ambitious Ones and Smoking Guns band di seluruh dunia.

Untuk Panic at the Disco tour nasional pertama kali diselenggarakan di bulan Juni ditahun ini juga. Band ini akhirnya mampu mengadakan tour utama sendiri yang besar setelah sebelumnya hanya menjadi tur pembuka untuk band lain.

Panic at the Disco merupakan kelompok band muda yang mencatat kesuksesannya secara mendadak karena dibantu oleh manusia karet dan penari pita dan turnya ini terinspirasi oleh sirkus.

Bersama dengan The Nothing Rhymes with Circus Tour, band ini menampilkan setiap lagunya dengan tarian, sandiwara dan trik serta mengenakan custom yang rumit.

Oleh sebab itu, MTV News menyamakan tema dan pakaian tur ini dengan The Velvet Rope Tour yang telah mengkelompokan penonton hiperseksual Janet Jackson.

Album Panic at the Disco Pretty Odd dan ... Live in Chicago

Tahun 2007, band ini mulai mengembangkan ide ide baru untuk mulai menulis album baru di pedesaan gunung Charleston Nevada.

Ditempat inilah, band ini berhasil menulis lirik lagu lagu seperti Scarlet dan It’s True Love. Demikian  juga dengan lagu Nearly Witches dari Cricket & Clover.

Album Panic at the Disco Pretty Odd dirilis tahun 2008 sekaligus band ini meluncurkan logo baru dengan menghilangkan tanda serunya yaitu dari Panic! At the Disco menjadi Panic at the Disco.

Menurut band ini, album Pretty Odd menjadi lebih organik dan lebih halus dibandingkan dengan Fever You Can’t Sweat Out. Namun demikian, secara kebetulan musiknya ini hampir sama dengan musik The Beatles baik mengenai lagunya maupun ruang lingkupnya.

Album ini berhasil melejit di peringkat ke 2 di chart US Billboard 200 dengan pencapaian penjualan mencapai 139 ribu ekseplar di AS. Selain itu, album ini memperoleh sertifikasi gold di Inggris Raya.

Dari bulan Oktober sampai dengan November 2008, Panic at the Disco melakukan tour dengan Dashboard Confessional dan Cab on the Rock Band Live Tour, tour ini untuk mempromosikan video game Rock Band 2.

Untuk mendukung tour Pretty Odd ini, band ini menggunakan gaya yang berbeda karena terdapat potongan kayu, proyeksi flora dan fauna serta dudukan mikrofon dibalut dengan lampu dan bunga bunga, semua anggota personilnya memakai rompi.

Album  ... Live in Chicago dirilis pada bulan Desember 2008, album ini direkam selama band ini melakukan Honda Civic Tour.

Dalam melakukan Panic at the Disco tour Pretty Odd, mereka bekerjasama dengan 2 organisasi lingkungan nirlaba dalam rangka memfasilitasi tour yang ramah lingkungan dan Global Inheritance.

Band ini mulai menggunakan bus biodiesel serta menggunakan kembali plastik dengan mendaur ulang yang lebih banyak dipakai dibelakang panggung.

Selain itu, band ini mencetak buklet tour dengan kertas daur ulang, menggunakan tinta kedelai serta mengadakan kontes lingkungan dan hasil keuntungan dari tur ini dimasukkan ke organisasi lingkungan.

Album Panic at the Disco Vices & Virtues

Dalam pembuatan album ke 3 Panic at the Disco Vices & Virtues, Ryan Ross dan Jon Walker keluar dari band ini karena terjadi perbedaan kreativitas antara keduanya dengan Urie.

Hal ini, karena Urie menginginkan bandnya mengeksplorasi pop yang lebih lembut sedangkan Walker lebih tertarik untuk membuat musik rock yang terinspirasi retro dan  Take aVacation!.

Posisi keluarnya Ryan Ross dan Jon Walker digantikan oleh Ian Crawford mantan gitaris band pop Rock the Cab dan Dallon Weekes pentolan band indie rock the Brobecks selama tur Blinks-182 Summer Tour pada bulan Agustus 2009.

Tahun 2010, band ini mulai kestudio untuk merekam album studio ke 3 Vicec & Virtues yang dirilis tahun 2011 dengan single pertama dari album ini The Ballad of Mona Lisa.

Album ini berhasil memperoleh tanggapan positif dan untuk mempromosikan album ini, band ini mulai mengadakan tur yang diberi nama Vices & Virtues Tour.

Panic at the Disco berkolaborasi dengan band indie pop Fun pada bulan Mei 2011 untuk memulai turnya ke Amerika dan merilis single berjudul C’mon.

Selain itu, band ini menyumbangkan lagu baru berjudul Mercenary dan lagu ini digunakan untuk soundtrack video game Batman: Arkham City.

Album Panic at the Disco Too Weird to Live, Too Rare to Die!

Pada tahun 2012, gitaris tur Ian Crawford keluar dari band ini dan bassis tur Dallon Weekes resmi menjadi anggota resmi band ini.

Album Too Weird ti Live, Too Rare to Die! Dirilis tahun 2013 dengan single pertama Miss Jackson.

Namun demikian, sebelum tur dimulai untuk mendukung album ini Smith menulis surat terbuka bahwa dia telah terlibat penyalah gunaan alkohol dan obat obatan sejak rekaman Pretty Odd sehingga dia meninggalkan tur untuk melawan kecanduannya tersebut.

Oleh sebab itu, Smith menyatakan resmi keluar dari Panic at teh Disco pada awal April 2015 dan bulan ini, Urie mengatakan sedang mengerjakan materi untuk album studio ke 5 nya.

Pada tahun yang sama, Urie merilis single berjudul Hallelujah dan single ini berhasil menempati peringkat 40 di Billboard Hot 100. Peringkat ini merupakan peringkat tertinggi ke 2 setelah I Write Sins Not Tragedies.

Album Panic at the Disco Death of a Bachelor

Album studio ke 4 Panic at the Disco Death oa a Bachelor ditampilkan perdana pada siaran Apple Music yang dinyanyikan oleh Pete Wentz, dengan single keduanya berjudul Victorious.

Album Death of a Bachelor ini diumumkan oleh Urie di halaman resmi Facebook band ini bahwa album barunya ini akan dirilis pada bulan Januari 2006. Single ke 3 dari album Panic at the Disco Emperor’s New Clothes dirilis bersamaan dengan video musiknya.

Single promosi Panic at the Disco LA Devotee dirilis pada bulan November 2015 dan bulan Desemer 2015 band ini merilis Don’t Threaten Me with a Good Time.

Pada tahun 2016, band ini menjadi co-headline Weezer & Panic! Di Disco Summer Tour dan merilis cover dari Bohemian Rhapsody milik band Queen di album soundtrack Suicide Squad.

Video musik LA Devotee dirilis pada bulan September 2016 dan Death of a Bachelor Tour diselenggarakan pada tahun 2017.

Album Panic at the Disco Pray for the Wicked

Album live ke 4 All My Friends We’re Glorious: Death of a Bachelor Tour Live dirilis pada bulan Desember 2017. Tanggal 20 Desember 2017, Panic at the Disco merliris lagu natal non album berjudul Feels Like Christmas.

Bassis Dallon Weekes secara resmi keluar dari band ini pada tanggal 27 Desember 2017 dan menjadi vokalis band I Don’t know How But They Found Me.

Lagu baru berjudul Say Amin (Saturday Night) dan (Fuck A) Silver Lining  dirilis pada tahun 2018. Di tahun yang sama akan mengadakan Pray for the Wicked Tour untuk mempromosikan album barunya Panic at the Disco Pray for the Wicked.

Single Panic at the Disco High Hopes berhasil berada diperingkat 4 di Billboard Hot 100 dan menjadi single yang menduduki peringkat tertinggi dari band ini.

Pada tahun 2018, gitaris tur Kenneth Harris diberhentikan dan digantikan oleh Mike Naran mantan gitaris Sparks the Rescue. Versi band ari lagu Into the Unknown ditampilkan di soundtrack film Frozen II 2019 yang dinyanyikan oleh Idina Menzel.

Album Panic at the Disco Viva Las Vengeance

Pada tanggal 29 Mei 2022, Panic at the Disco mengumumkan single barunya yang berjudul Viva Las Vengeance dari album ke 7 Panic at the Disco Viva Las Vengeance dirilis bulan Agustus 2022.

Single ke 2 dari album ini berjudul Middle Of A Breakup yang dirilis bulan Juli 2022 dan dilanjutkan pada bulan Agustus 2022 dirilis single ke tiga berjudul Local God. Single ke 5 dari album ini berjudul Don’t Let the Light Go Out.

Video musik untuk lagu Sad Clown dirilis bersamaan dengan perilisan album dan Viva Las Vengeance Tour disiarkan sebagai Panic at the Disco konser digital pada tanggal 7 dan 8 Desember 2022.

Urie mengatakan bahwa dia akan membubarkan Panis at the Disco pada tanggal 24 Januari 2023 karena istri Urie sedang mengandung dan dia akan fokus pada keluarganya.

Gaya musik dari album Panic at the Disco

Gaya musik Panic at the Disco dipengaruhi oleh pop rock, pop, pop baroque, electropop, rock alternatif, emo pop, pop punk, dance punk, emo, dance pop serta synth pop.

Album debut Panic at the Disco A Fever You Can’t Sweat Out memperlihatkan ke musik pop punk, emo, rock alternatif, pop baroque, emo pop, electronica serta dance punk.

Beda halnya dengan album Pretty Odd karena lebih menggambarkan ke musik psychedelic rock, pop baroque, pop, pop psychedelic, pop rock serta folk rock.

Album studio ke 3 Vices & Virtues digambarkan sebagai musik pop rock, pop punk, rock alternatif, emo pop, pop baroque, synth pop, pop, arena rock, new wave serta dance punk.

Untuk album ke 4 Too Weird to Live, Too Rare to Die! lebih menggambarkan ke musik pop, synth pop, dance pop, rock electronik, electropop, r&b, rock indie, pop rock, emo dan hip hop.

Album studio ke 5 Death of a Bachelor menggambarkan ke musik pop, pop rock, rock, r&b, jazz, rock alternatif, power pop serta glam rock.

Pada album studio ke 6 Pray for the Wicked digambarkan sebagai musik pop, r&b, pop rock, dan rock alternatif, sedangkan untuk album ke 7 Viva Las Vengeance lebih ke musik pop rock, glam rock, power pop, rock and roll dan soft rock.

Menurut Urie, artis dan band besar yang menjadi pengaruh besar bagi Panic at the Disco diantaranya adalah Frank Sinatra, Queen, David Bowie, Tom DeLonge, Weezer, Green Day dan My Chemical Romance.

Terima kasih telah membaca ulasan singkat dari Panic! at the disco yang merupakan kelompok musik rock asal Amerika ini semoga dapat menambah perbendaharaan musik rock bagi penggemar aliran musik rock.

(Sumber : wikipedia)

0 komentar