Ireng Maulana, musisi jazz asal Indonesia yang pernah bermain dengan musisi yunior seperti Bara, Andien, Iskandarsyah Siregar, Syaharani |
Ireng Maulana musisi jazz legendaris Indonesia
Ireng Maulana merupakan legenda musik jazz terkenal di Indonesia. Dia lahir di Jakarta pada tanggal 15 Juni 1944, dengan nama Eugene Lodewijk Willem Maulana tetapi lebih dikenal dengan nama Ireng Maulana.
Kedua orang tuanya bernama Georgiana Sinsoe dan Max Maulana. Musisi jazz Indonesia ini, dini hari tadi meninggal tepatnya pada hari minggu tanggal 6 Maret 2016, pada usia 72 tahun, yang disebabkan oleh serangan jantung.
Kutipan dari (Kompas.com), bahwa dalam bulan-bulan terakhir sebelum meninggal dunia Ireng Maulana selalu ingin dekat dengan keluarga terutama dia ingin dekat dengan istri tercintanya. Informasi ini diberikan oleh putrinya yang bernama Ester.
Ireng Maulana adalah sosok panutan bagi sang putri, karena dia memberikan contoh bahwa sebisa mungkin mereka harus membantu orang lain.
Kutipan dari (Kompas.com), bahwa dalam bulan-bulan terakhir sebelum meninggal dunia Ireng Maulana selalu ingin dekat dengan keluarga terutama dia ingin dekat dengan istri tercintanya. Informasi ini diberikan oleh putrinya yang bernama Ester.
Ireng Maulana adalah sosok panutan bagi sang putri, karena dia memberikan contoh bahwa sebisa mungkin mereka harus membantu orang lain.
Ireng Maulana meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit Harapan Kita, dia di bawa ke rumah sakit oleh teman-temannya karena sesak nafas dan sesak nafas terjadi setelah Ireng Maulana menyelesaikan lagu kedua.
Bagi pecinta musik jazz di Indonesia, tentu saja akan merasa kehilangan sosok musisi jazz senior dan musisi jazz legenda Indonesia seperti Ireng Maulana. Seiring ucapan Selamat jalan sang legenda jazz Indonesia, selamat jalan Ireng Maulana, semoga karya musiknya tetap abadi.
Dalam perjalanan karir musiknya, Ireng Maulana juga pernah bermain musik bersama dengan musisi junior Indonesia seperti Bara, Andien, Iskandar Siregar dan Syaharani.
Bakat musiknya diperoleh dari kedua orang tuanya, karena ayahnya adalah seorang pemain gitar kelahiran Cirebon, Jawa Barat, Indonesia sedangkan ibunya berasal dari sangir sebagai seorang penyanyi dan juga pandai bermain piano.
Kalau dilihat dari warna kulitnya sebenarnya Ireng Maulana mempunyai warna kulit yang putih bersih. Nah, mengapa nama tenarnya Ireng Maulana, padahal kata Ireng kalau dalam bahasa Jawa berarti hitam?
Sejak usia kanak-kanak, Ireng Maulana sudah dititipkan ke tetangganya dan kebetulan tetangganya itu adalah orang Jawa, dengan harapan Ireng Maulana dapat berubah menjadi anak yang baik dan tidak bandel lagi. Dan oleh tetangganya tersebut dia mendapat nama baru yaitu “Ireng”.
Kesukaan Ireng Maulana terhadap musik jazz diturunkan oleh pamannya yang bernama Tjok Sinsoe. Tjok Sinsoe adalah seorang pemain bass pada periode jazz tahun 1940 an. Meskipun demikian Ireng Maulana belum berminat terhadap musik sampai dia mengijak usia remaja.
Minat terhadap musik dari Ireng Maulana mulai tumbuh, ketika ayahnya meninggal. Hal ini, karena dia merasa punya tanggung jawab buat keluarga, maka Ireng Maulana mulai mengikuti kursus bahasa Perancis, kursus mengetik serta kursus pembukuan bon A dan bob B.
Baru pada usia 16 tahun, Ireng Maulana mulai terlihat bakat musiknya dengan mulai mau belajar alat musik gitar.
Pilihannya jatuh kepada alat musik gitarpun bukan dari keinginan dia sendiri. Hal ini, karena Ireng Maulana hanya meniru kakaknya saja ketika dia melihat bahwa sang kakak yang pada saat itu sudah menjadi seorang gitaris ternama.
Pada awalnya Ireng Maulana berminat belajar bermain gitar bukan untuk mencari uang, tetapi lebih kearah bergaya saja.
Apa mau dikata, karena nasib ternyata menentukan lain, Ireng Maulana mulai bergabung dengan grup band yang bernama Joes & His band.
Dia mulai terlibat pada berbagai acara festival musik. Sungguh diluar dugaan, ternyata Ireng Maulana dapat juga berprestasi di bidang musiknya dengan meraih juara kedua dan berhasil terpilih sebagai gitaris terbaik.
Pada tahun 1960, Ireng Maulana bersama dengan Idris Sardi dan Bing Slamet. Mereka bertiga berhasil mendirikan grup band yang bernama Eka Sapta. Sehingga pada tahun 1970, grup band mereka ditunjuk untuk mengisi acara Pojok Jazz TVRI.
Akhirnya Ireng Maulana bertekad untuk memperdalam permainan gitarnya ke negara Amerika Serikat selama beberapa tahun.
Di negara Amerika Ireng Maulana justru memperdalam permainan gitar klasik di City line guitar Center. Untuk selanjutnya, belajar musiknya dilanjutkan lagi ke Den Haag, Belanda dengan memperdalam musik di Konijnklijk Conservatorium.
Dalam pendidikan musiknya dia tidak memperdalam musik jazz. Hal ini, karena untuk mulai bermusik jazz, Ireng Maulana justru belajar dari Mus Mualim, sehingga pada tahun 1964 dia pernah berpartisipasi untuk mengisi acara New York World Fair di New York.
Kemudian Ireng Maulana mulai mendirikan grup band yang bernama Ireng Maulana All Star pada tahun 1978, dengan anggota personilnya terdiri dari 5 orang.
Anggota personil dari Ireng Maulana All Star masing-masing bernama :
Benny Likumahuwa sebagai pemain trombone, Hendra Wijaya sebagai pemain piano, Maryono sebagai pemain saksofon, Benny Mustapha sebagai drummer, Karim Tes sebagai pemain terompet, Roni sebagai bass, serta Ireng Maulana sebagai gitarisnya.
Ternyata dengan berjalannya waktu, Ireng Maulana All Star semakin berkembang sehingga terbentuklah Ireng Maulana Associates yaitu sebagai organisasi tempat bergabungnya musisi musisi jazz di Jakarta.
Dari organisasi inilah Ireng Maulana mulai menyelenggarakan pesta musik jazz Internasional seperti Jakarta jazz Festival, tampil di North Sea jazz Festival di negara Belanda.
Selain itu, juga tampil di Festival jazz Internasional di Singapura berhasil mendapatkan aplause dari para penonton Singapura atas penampilannya yang luar biasa dan sangat sempurna.
Terima kasih sudah berkunjung di blog ini yang berisi artikel tentang IRENG MAULANA LEGENDA MUSISI JAZZ INDONESIA, MENINGGAL DUNIA, semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan musik kita serta dapat dibagikan ke pecinta musik lainnya.
(Sumber : Wikipedia)
(Sumber : Wikipedia)
0 komentar