Campursari Merevitalisasi Musik Tradisional Jawa

(dok.carilaquin.com)

Campursari Merevitalisasi Musik Tradisional Jawa

Arti Musik Campur Sari

Campursari merupakan sebuah istilah musik yang menurut musik nasional Indonesia, sebagai musik yang berpedoman pada campuran (crossover) dari beberapa genre musik kontemporer Indonesia.

Kata campursari berasal dari bahasa Jawa yang mempunyai sifat umum dan musik campursari yang berada di wilayah Jawa Tengah hingga di Jawa Timur ini telah melakukan modifikasi alat-alat musik gamelan sehingga alat musik gamelan ini dapat dikombinasikan dengan instrument barat. Meskipun demikian instrumen barat tetap mengikuti pakem musik yang disukai oleh masyarakat disana yaitu langgam Jawa dan gending. 

Manthous merupakan seorang musisi yang pertama kali memperkenalkan campursari dengan memasukkan unsur keyboard kedalam orkestrasi gamelan yaitu pada sekitar akhir tahun 1980 an, yang ditampilkan melalui gamelan “Maju lancar”. Manthous meninggal dunia pada 9 Maret 2012 di Jakarta.

Booming Musik Campur Sari

Akhirnya musik campursari ini dapat berkembang dengan cukup pesat dan berhasil booming dengan masuknya unsur-unsur baru kedalam musik tersebut diantaranya adalah : langgam Jawa (keroncong) sampai ke dangdut. 

Sehingga pada tahun 2000 an telah muncul bentuk-bentuk campursari, diantaranya adalah : 

- Campuran gamelan dan keroncong
(contoh lagu : Kena Goda dari Nurhana) 
- Campuran keroncong dan dangdut atau congdut
(contoh lagu dari Didi Kempot) 

Meskipun banyak yang tidak setuju dengan perkembangan campursari,  karena mereka menginginkan kemurnian dari aliran campursari ini, namun demikian mereka setuju jika campursari telah merevitalisasi musik tradisional Jawa.

Kemudian campuran antara musik keroncong dan dangdut, yang terkenal dengan istilah congdut. Populer dengan lagu-lagunya Didik Kempot dengan lagunya "Stasiun Balapan" dimana lagunya juga sempat menggebrak di pasaran musik Indonesia.

Musik campur sari ini merupakan musik yang telah dapat merevitalisasi musik tradisional Jawa, dari yang semula berupa musik gamelan saja telah berhasil dikombinasikan dengan alat musik barat sehingga menjadi bagus dan enak dinikmati dengan alunan langgam Jawanya (lagu-lagu jawa).

Manthous dan Didi Kempot merupakan kedua tokoh musik campursari yang mempunyai pengaruh cukup kuat dalam perkembangan musik ini.

Yuk kita lihat, kedua Tokoh musik campursari ini, yaitu :

1.  Manthous

(Dok.zonatamu.com)

Manthous sendiri merupakan sorang musisi campursari yang lahir di desa Playen, Gunung Kidul pada tahun 1950. Dia sudah berani pindah ke Jakarta pada saat berusia 16 tahun dan mengawali karir musiknya dengan mengamen kemudian bergabung dengan orkes keroncong Bnintang Jakarta, grup band Bieb Blues dan akhirnya bergabung dengan Idris Sardi dengan grup band gambang kromong Benyamin S. Sampai akhirnya Manthous berhasil mendirikan grup musik campursari Maju Lancar Gunung Kidul.

2.  Didi Kempot

(dok.Youtube.com)

Sedangkan Didi Kempot adalah seorang tokoh campursari pasca Manthous, dia lahir di Solo pada tanggal 31 Desember 1966. Awal karir musiknya juga dimulai dari menjadi seorang pengamen jalanan. Dari dunia jalanannya ini terciptalah lagu-lagu hitnya seperti : Stasiun Balapan, Terminal Tirtonadi, Tulung, Cucak Rowo, Wen-Cen-Yu, Yang Penting Hepi dan Moblong Moblong. 

Didi Kempot tidak hanya terkenal di Indonesia saja tetapi dia sudah dikenal sampai ke Suriname dan Belanda. Didi Kempot oleh masyarakat Jawa telah dianggap sebagai superstar dan oleh warga Jawa yang berada di Belanda Didi Kempot mendapat gelar sebagai penyanyi teladan.

Terima kasih sudah berkunjung di blog ini yang berisi artkel tentang  CAMPUR SARI MEREVITALISASI MUSIK TRADISIONAL JAWA, semoga bermanfaat dan dapat menambah perbendaharaan musik kita. Tidak lebih indah dari kesempatan kita untuk dapat berbagi mengenai informasi musik yang sudah kita dapat sehingga dapat membagikan juga ke teman-teman pecinta musik lainnya.

(Sumber : wikipedia)

0 komentar