Ebiet G Ade, seorang musisi, penyanyi dan penulis lagu asal Indonesia |
Ebiet G Ade, musisi dan penulis lagu populer asal Indonesia
Beberapa karya lagu lagu dari Ebiet G Ade yang penulis sukai seperti Titip Rindu Buat Ayah, Berita Kepada Kawan dan Elegi Esok Pagi. Ketiga karya lagunya ini terdapat didalam 3 album yang berbeda.
Lagu Berita kepada kawan merupakan sebuah lagu hit ada di album Camelia II dirilis tahun 1979, lagu berjudul Titip Rindu Buat Ayah terdapat di album Aku Ingin Pulang yang dirilis tahun 1996.
Album Aku Ingin Pulang berisi 20 lagu hits terpopuler termasuk lagu Titip Rindu Buat Ayah, sedangkan lagu Elegi Esok Pagi merupakan lagu yang diletakkan di nomor urut pertama dari album Camelia III yang dirilis tahun 1980.
Lagu lagu karya Ebiet G Ade tersebut berhasil menjadi lagu populer sepanjang masa karena lagu lagunya tidak hilang ditelan jaman dan lagu lagu ini masih enak diputar sampai sekarang ini.
Perjalanan karir Ebiet G Ade hingga menjadi musisi
Ebiet G Ade merupakan seorang penyanyi dan pencipta lagu yang berasal
dari Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia.
Petikan gitar dan lagu lagu ciptaan Ebiet sangat enak untuk dinikmati sambil ikut bersenandung dan penulis termasuk salah satu penggemar dari lagu lagu karyanya ini.
Lagu-lagu
karya ciptaannya ini, kebanyakan bergenre balada dan bertemakan alam, cinta, sosial
politik, bencana, religius, keluarga, orang-orang yang dipinggirkan dan juga masih banyak
lagi tema-tema yang lainnya.
Ebiet G Ade terlahir dengan nama Abid Ghofar Bin Aboe Dja'far. Dia lahir di Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah, pada
tanggal 21 April 1954.
Kedua orang tuanya bernama Aboe Dja’far (Ayah Ebiet G Ade) dan
Saodah (Ibu Ebiet G Ade). Dalam hal ini, Ebiet merupakan anak paling muda atau anak bungsu dari ke 6 bersaudara.
Dia mempunyai seorang istri bernama Yayuk Sugianto (m.1982) dan dikarunai 4 orang anak yang masing-masing
bernama Adera, Segara Banyu Bening, Byatriasa Pakarti Linuwih dan Abietyasakti
Ksatria Kinasih.
Pada awalnya, cita-cita Ebiet G Ade bukanlah menjadi seorang
penyanyi maupun pencipta lagu, tetapi dia bercita-cita ingin menjadi seorang insinyur,
dokter dan pelukis.
Namun nasib berkata lain karena semua cita-cita yang diimpikannya tidak
terwujud dan dia justru menjadi seorang musisi dan penyanyi dengan iringan gitarnya yang sangat indah.
Sebagai seorang penyanyi Ebiet lebih
suka disebut sebagai penyair karena memang latar belakang karir musiknya
itu dimulai dari karirnya sebagai seorang penyair.
Karir musik Ebiet G Ade dimulai pada tahun 1970 an yaitu ketika dia melihat dari kehidupan
orang-orang Indonesia pada saat itu, serta beberapa kejadian yang dia saksikan hingga berlanjut untuk dijadikan sebagai tema lagunya hingga sekarang.
Permainan gitar dari Ebiet G Ade serta sentuhan musiknya telah berhasil
mendorong pembaharuan pada musik pop yang ada di Indonesia.
Ketika Ebiet G Ade masih kuliah, dia sering berada dilingkungan seniman
muda Yogyakarta. Nah, di lingkungan seniman inilah yang juga ikut membentuknya untuk
menjadi seorang seniman musik yang luar biasa.
Apalagi, setelah Ebiet G Ade bersahabat dengan 3 orang seniman besar Indonesia, seperti :
- Emha
Ainun Najib (Penyair)
- Eko
Tunas (Cerpenis)
- E.H
Kartanegara (Penulis)
Hal ini, telah membuat Ebiet G Ade akhirnya bisa menjadi semakin mempunyai motivasi yang kuat untuk melahirkan karya karya lagunya tersebut dan juga berhasil
membangkitkan daya kreativitasnya menjadi lebih baik lagi.
Pada saat itu
Malioboro, Yogyakarta telah dijadikan seperti rumah bagi Ebiet G Ade ketika kiprah
kepenyairannya dikerjakan disana. Kegiatan Ebiet G Ade dilakukan disitu karena di Malioboro terdapat banyak seniman berkumpul disana.
Nah, karena Ebiet G Ade tidak bisa mendeklamasikan puisi-puisinya secara
langsung dari setiap puisi yang telah berhasil dibuatnya.
Hal ini, telah membuat Ebiet memilih untuk menggunakan
cara lain yaitu dengan cara menyanyikan puisi-puisi karyanya tersebut dengan
diiringi petikan gitarnya yang syahdu dan mempesona.
Ebiet G Ade belajar gitar untuk pertama kalinya dari seorang kakaknya. Namun demikian, untuk menjadi lebih bagus lagi dari permainan gitarnya maka dia melanjutkan belajar gitarnya ke Yogyakarta.
Dia berguru dengan seseorang yang bernama Kusbini. Pada saat itu, Ebiet G Ade menyanyi pertama kalinya hanya sekedar untuk menyalurkan hobynya saja.
Namun karena desakan dari para
sahabatnya maka Ebiet G Ade akhirnya terjun ke dunia musik sebagai musisi dan penyanyi dengan lagu yang diciptakan sendiri oleh Ebiet G Ade.
Dia berhasil meramaikan kancah musik di Indonesia dengan jumlah penggemar yang cukup banyak.
Meskipun pada awalnya, dia selalu ditolak oleh berbagai macam
perusahaan rekaman tetapi akhirnya Ebiet G Ade dapat diterima oleh perusahaan rekaman
Jackson Record pada tahun 1979.
Karir Musik Ebiet G Ade
Akhirnya Ebiet G Ade pindah dari Yogyakarta ke Jakarta untuk dapat mengembangkan karir musiknya di kota metropolitan tersebut. Setelah melakukan rekaman demi rekaman akhirnya dia berhasil meraih kesuksesannya.
Kesuksesannya berhasil diperoleh melalui album Camellia III. Album ini juga pernah rekaman di Filipina dengan tujuan supaya dapat
meraih jangkauan hasil yang lebih baik di luar Indonesia.
Dalam merekam album ini telah melibatkan musisi musisi lokal dan sound enginering paling bagus di negara tersebut, sehingga menghasilkan rekaman suara yang berkualitas tinggi.
Salah satu lagu dari Ebiet G Ade yang bernuansa alam berjudul Lolong merupakan lagu yang menceritakan tentang keindahan lolong. Dimanakah letaknya daerah Lolong seperti yang telah dibuat judul lagu oleh Ebiet G Ade tersebut?
Perlu Anda ketahui bahwa lokasi Lolong berada didaerah Karanganyar, Pekalongan, Jawa Tengah yaitu suatu lokasi tempat wisata yang berudara sejuk dan cukup indah pemandangannya.
Lagu yang berjudul Lolong, menggambarkan keindahan alam lokasi jembatan batu Lolong dengan aliran gemericik air sungai yang menerpa batu hitam dimana letak bebatuan berada dibawah jembatan batu Lolong tersebut.
Lolong mempunyai aliran sungai yang bening dan menyejukkan suasana hati kita, seperti gambar dibawah yang berhasil diabadikan oleh Guntok pada saat berwisata kesana. Bagus bukan jembatan batunya? unik dengan lingkungan sekitar yang asri.
Jembatan Batu Lolong
Ebiet G Ade juga pernah menolak, pada saat mendapatkan penawaran untuk
merekam lagu-lagunya kedalam bahasa Jepang ketika Ebiet tampil di negara
sakura tersebut.
Selain itu, Ebiet juga pernah melakukan rekaman di Capitol Record Amerika
Serikat melalui albumnya yang ke 8 dengan judul Zaman.
Pada sekitar tahun 1979 sampai dengan tahun 1983, Ebiet G Ade
berhasil menguasai musik pop Indonesia.
Dia akhirnya berhasil mendirikan dapur rekaman
sendiri yang bernama EGA records pada tahun 1986, setelah perusahaan rekaman
yang telah mempopulerkan namanya tutup.
Album-albumnya yang berhasil dirilis melalui perusahaan rekamannya sendiri, adalah :
1. Menjaring Matahari
-
2. Sketsa Rembulan Emas
-
3. Seraut Wajah
-
Tetapi sangat disayangkan karena Ebiet sempat berhenti berkarya
pada tahun 1990, karena Ebiet merasa tidak nyaman dengan kondisi musik
Indonesia pada saat itu.
Baru pada tahun 1995, Ebiet mulai berkarya kembali dengan mengeluarkan album
yang berjudul :
1. Kupu-Kupu Kertas (1995)
2. Cinta Sebening Embun (1995)
--
3. Aku Ingin Pulang (1996)
4. Gamelan (1998)
Di album berjudul Gamelan ini berisi 5 lagu lama yang diaransemen dengan musik gamelan oleh Dwiki Darmawan dan Kiwir
-
5. Balada Sinetron (2000)
6. Bahasa Langit (2001)
-
7. In Love
- Lagu In Love ini merupakan lagu untuk 24th Anniversary yaitu pada peringatan untuk hari ulang tahun pernikahannya yang ke 25 nya.
Beberapa dari lagu-lagu hasil karya Ebiet banyak juga yang bernuansa
bencana.
Berikut beberapa lagunya yang terinspirasi juga dengan kejadian bencana
alam yang telah melanda Indonesia, seperti :
Berikut beberapa lagunya yang terinspirasi juga dengan kejadian bencana
alam yang telah melanda Indonesia, seperti :
1. Lagu yang berjudul Kita Untuk Mereka (2004) :
Lagu ini dirilis karena terinspirasi oleh terjadinya tsunami 2004 di Aceh.
2. Lagu berjudul Berita Kepada Kawan (1978) :
Lagu ini dirilis karena terinspirasi oleh kejadian bencana gas beracun di Dataran
Tinggi Dieng yang menimbulkan banyak korban. Lagu ini sering diputar di televisi ketika terjadi bencana alam.
3. Lagu berjudul Sebuah Tragedi 1981 :
Lagu ini dirilis karena terinspirasi oleh kejadian tenggelamnya KMP Tampomas II di kepulauan
Masalembu.
4. Lagu berjudul Untuk Kita Renungkan :
Lagu ini dirilis setelah terjadi bencana letusan Gunung Galunggung pada tahun 1982.
5. Lagu berjudul Masih Ada Waktu :
Lagu ini dirilis setelah terinspirasi oleh kejadian kecelakaan kereta api Bintaro
Dari sekian banyak lagu-lagu yang berhasil diciptakan oleh Ebiet. Untuk semua lagu-lagu yang dihasilkan dari album pertamanya sampai dengan
sekarang, masih tetap enak untuk dinikmati.
Dia tidak pernah
kehilangan penggemarnya sampai sekarang, dimana penggemarnya bertebaran diseantero Indonesia dan bahkan ada juga
penggemar-penggemarnya yang berada diluar negeri.
Melalui kelompok nirlaba yang
dibentuknya dengan nama Mem Bers EGA. Kelompok nirlaba ini telah dapat memberi kesempatan bagi para penggemar Ebiet G Ade untuk dapat saling berkomunikasi
melalui wadah ini
Terima kasih sudah berkunjung diblog ini yang berisi artikel
tentang EBIET G ADE, MAESTRO MUSIK POP INDONESIA, semoga bermanfaat dan dapat
menambah perbendaharaan musik kita.
Alangkah indahnya, jika kita memiliki kesempatan untuk dapat berbagi tentang informasi musik yang sudah kita dapat kepada
teman-teman pecinta musik lainnya.
(Sumber : Wikipedia)
0 komentar